Fungsi Akal Yg Menjadikan Derajat Manusia Seperti Malaikat, Seperti Iblis
Ataukah Seperti Binatang.
Dengan akal manusia bisa menjadi baik, benar dan cerdas bila potensi akal
disandarkan or ditundukkan kepada hukum Allah dan sunnah Rasul. tapi..dengan
akal manusiapun bisa menjadi, jahat, salah, sombong, bodoh dan dungu, bila akal
dijadikan sandaran penuh akan semua masalah dalam hidupnya.
"Telah kami tunjukkan kepadanya dua jalan hidup (baik dan buruk)" (TQS.
Al-Balad [90]:10)
fungsi akal hanya digunakan untuk menimbang perbuatan baik dan buruk menurut
ukuran akal yg menggunakannya, jika perbuatan baik dan buruk disandarkan
menurut ukuran akalnya, jelas semua bersifat relatif dan tidak mutlak. maka
disinilah terjadi pertentangan antara akal manusia yg satu dengan manusia yg
lain.
hmm..harusnya akal digunakan untuk mencari kebenaran yg sudah diberitakan
dalam Firman Allah dan RasulNya dan bukan mencari pertentangan atas semua
berita yg sudah di firmankanNya. andai seseorang belum menemukan makna berita
yg dituliskan dalam Al-qur'an, layaknya seorang hamba yg belum menemukan,
seharusnya diam yaitu kami dengar dan kami taat.
hmm..aku teringat kata2 seorang "cendikiawan muslim" yg mengatakan :
"Iblis kelak akan masuk surga, bahkan di tempat yang tertinggi karena dia
tidak mau sujud kecuali kepada Allah saja, dan inilah tauhid yang murni."
hmm..dia mengclaim iblis akan masuk surga berdasarkan akalnya, padahal
"Kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada adam, maka
sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabur dan adalah ia teramsuk
golongan orang2 yg kafir" (Al-Baqarah : 34)
hmm..Allah telah mengclaim iblis termasuk orang2 yg kafir.dan orang kafir
tempatnya adalah neraka yg menyala2.
"sesungguhnya orang2 yg kafir dan mati sedang mereka tetap dalam
kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas
sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas yg sebanyak itu. bagi
mereka itulah siksa yg pedih dan sekali-kali tidak memperoleh penolong"
(Ali-Imran : 91)
hmm..akal cendekiawan yg mengatakan iblis menempati syurga tertinggi karena
ketauhidan murninya sungguh bertentangan dengan firman Allah. karena Tauhid
bukan sekedar bentuk penyembahan, tapi dibarengi dengan bentuk ketaatan,
sedangkan iblis tidak taat pada Allah.
hmm..aku sering berfikir kenapa Allah or Rasul berkata "derajat manusia yg
bertaqwa akan melebihi derajat seorang malaikat, tapi..derajat manusia yg
menuruti hawa nafsunya, dia akan lebih hina dari binatang melata"
bagiku perkataan Allah or Rasul tidak akan pernah salah, dan aku selalu
menggunakan akalku untuk membenarkan perkataan Allah dan mencari jawabannya,
kenapa Allah bisa berkata spt itu?? dan perkataan itu pasti benar.
yup!!perkataan itu benar. Iblis hanya mau menyembah kepada Allah, tapi Iblis
tidak taat kepada Allah (karena menolak perintah Allah untuk menyembah adam)
sedangkan Malaikat hanya mau menyembah kepada Allah dan Malaikatpun hanya taat
kepada Allah. jadi yg murni bentuk ketauhidannya adalah Malaikat dan bukan
Iblis.
hmm..aku mikir lagi, jelas aja malaikat bisa memurnikan ketauhidannya, karena
Malaikat tidak dilengkapi Hawa nafsu oleh Allah....tapi manusia?? dilengkapi
oleh hawa nafsu dan akal yg tidak dimiliki oleh Malaikat.
hmm..disinilah perbedaan itu. karena hawa nafsu sifatnya selalu mengajak
kepada keinginan diri untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan akal diberikan
Allah adalah sebagai pelengkap untuk menimbang2 apakah keinginannya itu perlu
dituruti or tidak dituruti (menimbang baik dan buruk yg bersifat relatif )
Yup!! pada saat manusia menuruti hawa nafsunya dan menyandarkan kepada
akalnya yg bersifat relatif, maka disinilah manusia sering jatuh pada
kesalahan. dan andai manusia sudah hilang akalnya dan hanya tersisa hawa
nafsunya, disinilah hinanya manusia melebihi binatang melata.
Dan apabila manusia mempunyai kekuatan akal tanpa dilandasi dengan keimanan,
disinilah sifat manusia yg spt iblis (sombong). tapi..andai manusia menahan
hawa nafsunya dan menundukkan akalnya pada semua firman Allah dan RasulNya,
maka disinilah ketinggian derajat manusia melebihi malaikat. karena mampu
menahan hawa nafsu (yg tidak dimiliki oleh malaikat) dan menundukkan akalnya
akan semua firman Allah dan RasulNya. dan kuncinya adalah ilmu yg benar dan
didasari oleh kejujuran, keikhlasan dan kepasrahan dengan penuh ketundukkan
(kami dengar dan kami taat)
Hmm..aku juga sering berpikir, kenapa guruku selalu bilang padaku untuk
memilih bahan bacaan dan memilih semua yg ingin aku pikirkan (tidak semua harus
dibaca dan tidak semua harus dipikirkan)kata beliau, "bisa pecah lama2 itu
kepala kamu.." aku suka mikir..kenapa beliau berkata spt itu?? Ternyata
terbukti lagi ditempat kami bekerja seorang peneliti yg menurutku sudah
maksimal kemampuan otaknya untuk menampung semua, ya..akhirnya hilang semua
ingatan yg ada dikepalanya, hingga saat inipun..jangankan untuk memikirkan
penelitiannya?? Mengingat abjad dan huruf aja dia sudah tidak mampu. Dan aku
juga suka memperhatikan orang2 atheis yg tidak percaya akan Tuhan, dalam
hidupnya tidak pernah ada ketenangan dan selalu aja sikap frustasi dan
menyalahkan kepada orang2 yg mengakui akan Tuhan. Dan sifat penghambaannya
kepada sesuatu selain Tuhan (orang, harta, dlsbnya) itu lebih condong sekali
dan terlihat jelas sekali, kalau dia bukan orang yg bahagia.
Yaa..ini hanya hasil pengamatan dan renungkanku aja selama ini, ternyata
banyak sekali hikmah dan pelajaran yg bisa kita ambil andai manusia mau
menundukan akalnya kepada semua yg telah ditentukan oleh Allah.
dan ternyata akal "cendekiawan muslim" tidak mampu membedakan mana tauhid
murni dan setengahnya aja :) dan sialnya lagi, orang jelas salah, masih saja
ada yg senang mengikuti kesalahannya. Hehehe kebiasaan jelek orang disini
adalah, senang mengikuti yg salah (ikutan ngetop walau salah), iri dengan orang
yg berbuat salah (karena patokannya adalah dengan pembuat salah yg lebih besar)
dan bangga dengan kesalahannya, (karena merasa sudah mampu mempengaruhi orang
dan menjadi pengikut kesalahannya dan akhirnya seolah2 menjadi benar, karena
pengikutnya yg banyak
AKAL DAN BUDI
Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat
alami yang dimiliki manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang
mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup
manusia.
Fungsi akal adalah untuk berfikir, kemampuan berfikir
manusia mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui
sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk
tingkah laku
.
Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam
kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin manusia, panduan akal dan
perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala sesuatu
Manusia sebagai animal simbolicum
Simbol : segala sesuatu (benda, peritiwa, kelakuan, tindakan manusia,
ucapan) yang telah ditempati suatu arti tertentu menurut kebudayaannya
Adalah komponen utama perwujudan kebudayaan karena setiap hal yang dilihat dan dialami, diolah menjadi simbol
Kebudayaan : pengetahuan yang mengorganisasi simbol-simbol
Fungsi simbol :
Faktor pengembangan kebudayaan
Terbatas pada gugus masyarakat etrtentu
5 komentar:
ADITYA KORNIAWAN
L200102004
AKAL untuk menimbang langkah yang akan kita lakukan
Dengan akal manusia menciptakan sesuatu.
Agus Riyanto
L200102013
A
kita menggunakan akal untuk menghasilkan budaya, namun harus tetap berbudi dalam menggunakannya.
MUHAMMAD DAWUD
L200102009
Posting Komentar